MAKALAH
Asuhan
Keperawatan Dengan Klien Pneumonia
Disusun oleh kelompok 4:
1.
Bahana Prasetyanging Putri
(A6.12.05)
2.
Crisma Ardhi Prayoga D (A6.12.06)
3.
Diana Lia Puspita Sari
(A6.12.11)
4.
Emmy Oktalia Tumanggor (A6.12.16)
5.
Jalu Krisnayan Purba (A6.12.18)
6.
Linda Ayu Widya Maya S (A6.12.27)
7.
Septantyo Yudo Prasetyo D (A6.12.29)
8.
Stephani Desi Indriastuti
(A6.12.31)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
RS.BAPTIS KEDIRI
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Kata Pengantar
Kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang mana atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tantang kasus
yang berhubungan dengan penyakit respirasi yaitu Pneumonia .Pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu.
2. Pihak pustakawan yang telah memberi
kesempatan untuk meminjam buku sebagai bahan materi.
3. Teman-teman S1 tingkat 2 yang telah
memberi masukan.
yang semuanya telah memberikan
bimbingan serta dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Akhir kata kami mengharapkan makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi banyak pihak.
Kediri, 08 September 2013
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar
Isi.................................................................................................11
BAB I
Pembahasan
2.1 Step 1.................................................................................................1
2.2 Step 2.................................................................................................1
2.3 Step 3.................................................................................................1
2.4 Step 4.................................................................................................1
2.5 Step 5.................................................................................................3
2.6 Step 6.................................................................................................4
2.7 Step 7................................................................................................5
BAB III
Penutup
1.1 Kesimpulan........................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................14
BAB
I
Pembahasan
Kasus
4 Sistem Respirasi
Tn.Y umur 57 tahun dirawat di Rumh Sakit RSP
mengalami infeksi saluran napas,disertai batuk berdahak,badan panas dan
sesaknapas,ia mengeluh nyeridada sebelah kanan atas tembus kebelakang,penyakit sebelumnya batuk kronis
disertai dahak,kebiasaan merokok setiap hari
1 bungkus.
STEP
1
1. Batuk
kronis
Jawab : batuk yang berlangsung /
diderita selama lebih dari 8 minggu.
STEP 2
1. Pasien
mengalami infeksi saluran nafas disertai batuk berdahak, badan panas dan sesak
nafas.
2. Pasien
mengeluh nyeri dada sebelah kanan atas tembus ke belakang.
3. Pasien
memiliki kebiasaan merokok setiap hari 1 bungkus dan sebelumnya batuk kronis
disertai dahak.
STEP
3
1. Apa
penyebab terjadinya infeksi saluran pada nafas ?
2. Apa
penyebab badan panas dan sesak nafas ?
3. Apa
penyebab nyeri dada sebelah kanan atas tembus ke belakang ?
4. Mengapa
rokok berpengaruh negatif pada kesehatan ?
STEP
4
1. Apa
penyebab terjadinya infeksi saluran pada nafas ?
Jawab :
Virus – Merupakan penyebab utama dari infeksi ini, karena virus banyak
bertebaran dimana dan lebih kuat usianya ketika musim dingin. Ketika seseorang
bersin-bersin, biasanya virus ini bertebaran di sekelilingya, dan bisa
menjankit kepada orang yang berada disekitarnya, usahakan untuk menutup mulut
ketika bersin dan mencuci tangan setelahnya. Virus ini biasanya menyebabkan
infeksi saluran ernafasan atas
Bakteri – Bakteri pun hidup dimana-mana, juga sangat senang pada musim
peralihan atau acaroba dan lebih kuat pada suhu dingin, bakteri biasanya
sebagai enyebab infeksi saluran pernafasan bawah.
Riketsia. Karena pola hidup yang tidak sehat, mengkonsumsi zat adiktif
yang berlebihan
2. Apa
penyebab badan panas dan sesak nafas ?
Jawab : Reaksi tubuh dalam
mempertahankan daya tahan tubuh terhadap benda asing ke dalam tubuh (antigen).
Sesak nafas dikarenakan batuk berdahak yang dialami Tn. Y akan menghalangi
saluran nafas sehingga mengalami penyumbatan. Panas dalam bukanlah penyakit,
melainkan gejala dari suatu penyakit. Kondisi kelelahan, gangguan pencernaan,
gangguan tenggorokan, hingga ketidakseimbangan hormon, bisa ditandai oleh rasa
panas di dalam tubuh.
3. Apa
penyebab nyeri dada sebelah kanan atas tembus ke belakang ?
Jawab : Hampir semua penyakit pada
paru-paru, seperti TBC, radang paru, bronkitis, memar paru, tumor paru, dapat
menimbulkan gejala nyeri dada. Nyeri biasanya bersifat tumpul dan tidak
terlokalisasi, seperti halnya nyeri akibat jantung. Namun, nyeri akibat
paru-paru tidak diiringi gejala simpatis (berkeringat dingin, laju jantung
cepat, mual, muntah). Umumnya nyeri dada akibat paru-paru tidak berdiri
sendiri, melainkan bersama gejala penyakit paru-paru lainnya, seperti batuk,
demam, dan sesak napas.
Karena pada saat batuk energi yang
dikeluarkan terlalu banyak dan dada mengalami tekanan sehingga terasa nyeri,
jika berlangsung lama dan terus-menerus akan terasa nyeri dada
4. Mengapa
rokok berpengaruh negatif pada kesehatan ?
Jawab: karena rokok mengandung
zat-zat adiktif yang dapat membahayakan tubuh, dan jika dikonsumsi
berkepanjangan akan mengakibatkan efek yang membahayakan pada kessehatan,
terutama pada saluran pernapasan
2. Hubungan
Kejadian Dengan Keejadian Lain
Riwayat
pasien yang mengalami penyakit batuk kronis disertai dahak disebabkan kebiasaan
merokok setiap hari 1 bungkus. Kandungan dalam rokok (nikotin,
karbonmonokksida, tar) yang mengganggu dan menyebabkan gangguan pernapasan
seperti batuk berdahak dan sesak napas. Jika hal ini berlangsung lama, dan
dibiarkan akan mengakibatkan luka pada organ saluran pernapasan dan akan
menyebabkan infeksi saluran pernapasan sehingga pasien mengalami sesak napas.
3. Fenomena
Biologis
Nikotin
yang terkandung dalam rokok menyebabkan ketagihan, tar dapat mengakibatkan
kanker pada jalan napas dan paru paru, karbonmonoksida yang terkandung pada
rokok mengakibatkan keracunan pada tubuh dikarenakan karbon monoksida merupakan
pembakaran karbondioksida yang tidak sempurna dan jika dihirup manusia akan
berbahaya.
STEP 5
Hipotesis Awal Tn Y mengalami
Pneumonia
Step
6
6.1 Definisi Pneumonia
Pneumonia
adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian alveoli
dengan cairan. Penyebabnya karena agen infeksi, irirtan kimia dan terapi
radiasi. bakterinya bernama pneumococcal pneumonia (Doenges, Marilynn E., 1999)
Pneumonia
adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi
akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli (Axton & Fugate, 1993).
Peradangan
akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi, disebut pneumonia
(Sylvia).
Penumonia
adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di
dalam alveoli. Hal ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah
adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrakialis adalah beberapa
keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru
misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan
lain-lain. Dengan demikian flora endogen yangmenjadi patogen ketika memasuki
saluran pernapasan.( Ngasriyal,Perawatan Anak Sakit, 1997)
Pneumonia
merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan
sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit primer dan
dapat juga akibat penyakit komplikasi. (A. Aziz Alimul : 2006).
Pneumonia
adalah infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi akut
jaringan paru oleh mikroorganisme (Elizabeth J. Corwin)
Pneumonia
adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi
oleh cairan. (wikipedia.com)
6.2 Etiologi
Pneumonia
dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
1.
Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza,
eneterobacter. Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat,
setelah system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi,
bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
2.
Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus
influenza, adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini
menyerang saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu
pneumonia, terutama pada anak-anak.
3.
Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia.
Pneumonia jenis ini berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia
yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut
pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang segala jenis usia.
4.
Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans.
6.3
Manifestasi Klinis
Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk
berdahak, sputum kehijauan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan
menggigil. Disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis
,nyeri tajam atau seperti ditusuk. Salah satu nyeri atau kesulitan selama
bernafas dalam atau batuk.
Orang
dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit kepala atau
mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Gejala lain berupa hilang nafsu
makan, kelelahan,kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri sendi atau
otot. Tidak jarang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala yang
lain.
Misalnya pneumonia yang
disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan nyeri perut dan diare, pneumonia
karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya menyebabkan penurunan berat badan
dan berkeringat pada malam hari. Pada orang tua manifestasi dari pneumonia
mungkin tidak khas. Bayi dengan pneumonia lebih banyak gejala, tetapi pada
banyak kasus, mereka hanya tidur atau kehilangan nafsu makan
6.4 Anatomi Fisiologi
Sistem organ
yang terkait dengan penyakit ini adalah sistem pernafasan. Sistem
pernafasan terdiri dari :
1. Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh epitelium gergaris. Terdapat sejumlahkelenjar
sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar. Partikel-partikel debuyang kasar dapat
disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalamlubang hidung, sedangkan
partikel yang halus akan terjerat dalam lapisanmukus yang disekresi oleh sel
goblet dan kelenjar serosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior
di dalam rongga hidung, dan kesuperior di dalam sistem pernafasan di bagian
bawah menuju ke faring.Dari sini lapisan mukus akan tertekan atau dibatukkan
keluar. Air untuk kelembaban diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan panas
yang disuplaike udara inspirasi berasal dari jaringan di bawahnya yang kaya
akan pembuluh darah. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedemikian
rupasehingga bila udara mencapai faring hampir bekas debu, bersuhumendekati
suhu tubuh, dan kelembabannya mencapai 100%.
- Faring Terdapat di bawah dasar
tengkorak di belakang rongga hidung danrongga mulut, dan di depan ruas
tulang leher. Merupakan pipa yang menghubungkan rongga mulut
denganesofagus. Faring terbagi atas 3 bagian : nasofaring di belakang
hidung,orofaring di belakang mulut, dan faring laringeal di belakang
laring.Rongga ini dilapisi oleh selaput lendir yang bersilia. Di bawa
selaputlendir terdapat jaringan kulit dan beberapa folikel getah
bening.Kumpulan folikel getah bening ini disebut adenoid. Adenoid
akanmembesar bila terjadi infeksi pada faring.
- Laring Terletak di depan bagian
terendah faring. Laring merupakanrangkaian cincin tulang rawan yang
dihubungkan oleh otot dan di sanaterdapat pita suara. Di antara pita suara
terdapat ruang berbentuk segitigayang bermuara ke dalam trakea dan
dinamakan glotis. Pada waktumenelan, gerakan laring ke atas, penutupan
glotis, dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis
yang berbentuk daun, berperananuntuk mengarahkan makanan dan cairan masuk
ke dalam esofagus. Namun jika benda asing masih mampu untuk melampaui
glotis, makalaring yang mempunyai fungsi batuk akan membantu menghalau
bendadan sekret keluar dari saluran pernafasan.
- Trakea dan
cabang-cabangnya Panjangnya kurang lebih 9 centimeter. Trakea
berawal dari laringsampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima,
trakea bercabangmenjadi dua bronkus. Trakea tersusun atas enam belas
sampai dua puluhlingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang
diikat bersamaoleh jaringan fibrosa. Letaknya tepat di depan esofagus.
Trakea dilapisioleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia.
Tempat percabangan bronkus disebut karina. Karina memiliki banyak
saraf dandapat menyebabkan spasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.
Struktur bronkus sama dengan trakea. Bronkus-bronkus tersebut
tidak simetris. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan
merupakankelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal, sebaliknya
bronkuskiri lebih panjang dan lebih sempit dan merupakan kelanjutan dari
trakeadengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronkus kanan dan kiri
bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus
segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang
ukurannya semakin kecil sampaiakhirnya menjadi bronkiolus terminalis,
yaitu saluran udara terkecil yangtidak mengandung alveoli. Bronkiolus
terminalis memiliki garis tengahkurang lebih 1 mm. Bronkiolus dikelilingi
oleh otot polos bukan tulangrawan sehingga bentuknya dapat berubah.
Setelah bronkiolus terminalisterdapat asinus yang merupakan unit
fungsional paru-paru, yaitu tempat pertukaran gas.
Asinus terdiri dari :
a.
Bronkiolus respiratorius
b.
Duktusalveolaris
c.
Sakus alveolaris terminalis, merupakan struktur akhir
paru- paru. terdapat sekitar 23 kali percabangan mulai dari trakea sampai
sakusalveolaris terminalis. Alveoli terdiri dari satu lapis tunggal sel
epitelium pipih, dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan
udara.Dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus dengan luas permukaan
total seluas sebuah lapangan tenis.
d.
Paru-paruMerupakan alat pernafasan utama. Paru-paru
merupakan organ yangelastis,berbentuk kerucut, dan letaknya di dalam rongga
dada. Karena paru-paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang di
dalamnyaterdapat jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap
paru-parumemiliki apeks (puncak paru-paru) dan basis. Paru-paru ada dua.
Paru- paru kanan lebih besar dari pada paru-paru kiri. Paru-paru kanan
dibagimenjadi tiga lobus oleh fisura interlobaris, paru-paru kiri dibagi
menjadidua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula.Paru-paru dilapisi suatu
lapisan tipis membran serosa rangkap duayang mengandung kolagen dan jaringan
elastis yang disebut pleura.
6.5 Patofisiologi
Gejala dari infeksi pneumonia
disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan respon sistem imun
terhadap infeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab
pada sebagian besar kasus. Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan
bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan
parasit.
1.
Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.
Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui
mulut dan hidung. setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli.
Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan
sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.
Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi
virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit,
akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.
Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli
mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari
proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan
fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap
infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan
komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti
vitus influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan
metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada
bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko terhadap
pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).
2.
Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika
droplet yang berada di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai
paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.
Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran
pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup
menuju alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan
diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu
sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel
darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang
berlawanan dan mereka juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari
sistem imun.
Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya
pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan cairan
dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi
oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah
menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan
tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti
otak,ginjal,dan jantung.
Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara
paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang
dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri
adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri
atipikal.Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif” merujuk pada
warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang
dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena bakteri atipikal
umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang
hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.
Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan
pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus
pneumoniae, sering disebut”pneumococcus” adalah bakteri penyebab paling umum
dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain
penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram negatif
penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari
bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk bkan demam, menggigil,
dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,
bakteri, dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan
mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang
terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan
fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada
bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan
menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan
komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan
bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri
atipikal.
Penggunaan istilah “Gram positif” dan “Gram negatif”
merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses
yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena bakteri
atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang
kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.
Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau
mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering
disebut”pneumococcus” adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni pada
segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain penyebab dari
pneumonia adalah Staphylococcus aureus.
Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang
daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram negatif yang
menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus influenzae,Klebsiella
pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella
catarrhalis.Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin
memasuki paru-paru jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang menyebabkan
pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma pneumoniae,dan
Legionella pneumophila.
3.
Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal
ini mungkin terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang
disebabkan AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan
lain.patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan
pneumonia yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering
disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis
jiroveci dan Coccidioides immitis.
Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah
sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika
Serikat bagian barat daya.
4.
Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi
paru-paru.Parasit ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau
dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya
melalui darah.
Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain
,kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan
transportasi oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon
dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat
menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari
pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling umum yang dapat menyebabkan
pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis. a
adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis.
Step 7
Asuhan Keperawatan Pneumonia
7.1.Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien:
1.Aktivitas atau istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan,
insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi
terhadap aktivitas.
2.Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan
kemerahan, atau pucat
3.Makanan atau cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan,
mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit
kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)
4.Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal
(influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
5.Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat
oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit
(tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
6.Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis,
takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : – sputum: merah muda, berkarat
–
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
–premikus:
taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
–
Bunyi nafas menurun
–
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
7.Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem
imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil
berulang, gemetar
8.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan,
penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama
dirawat 6 – 8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan
perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
7.2 Diagnosa
Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen darah.
2.Resiko tinggi terhadap infeksi
(penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya
infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
3.Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
4.Nyeri (akut) berhubungan dengan
inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
5.Resiko
tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
6.Resiko
tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan, penurunan masukan oral.
7.3
Intervensi
Dx 1 : Bersihan jalan nafas tak
efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, peningkatan produksi
sputum, ditandai dengan:
-
Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.
-
Bunyi nafas tak normal.
-
Dispnea, sianosis
-
Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi
sputum.
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
-
Batuk teratasi
-
Nafas normal
-
Bunyi nafas bersih
-
Tidak terjadi Sianosis
Intervensi:
-
Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
Rasional :
Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan.
-
Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada
aliran udara dan bunyi nafas.
Rasional: Penurunan aliran darah terjadi pada area
konsolidasi dengan cairan.
-
Ajarkan teknik batuk efektif
Rasional : Batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan nafas alami untuk mempertahankan jalan nafas paten.
-
Penghisapan sesuai indikasi.
Rasional: Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas
suara mekanik pada faktor yang tidak mampu melakukan karena batuk efektif atau
penurunan tingkat kesadaran.
-
Berikan cairan sesuai kebetuhan.
Rasional: Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi
dan mengeluarkan secret
-
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai
indikasi: mukolitik.
Rasional: Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan
mobilisasi sekret, analgetik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena
dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernafasan
Dx 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen, ditandai dengan:
-
Dispnea, sianosis
-
Takikardia
-
Gelisah/perubahan mental
-
Hipoksia
Tujuan : gangguan gas teratasi
Kriteria hasil :
-
Tidak nampak sianosis
-
Nafas normal
-
Tidak terjadi sesak
-
Tidak terjadi hipoksia
-
Klien tampak tenang
Intervensi
-
Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas
Rasional:
Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan
paru dan status kesehatan umum.
-
Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat
adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral.
Rasional: sianosis kuku menunjukkan
vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun
telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia
sistemik.
-
Kaji status mental.
Rasional: gelisah mudah terangsang,
bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen
serebral.
-
Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi,
nafas dalam dan batuk efektif.
Rasional: tindakan ini meningkat
inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi
tak efektif.
-
Kolaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar
misal dengan nasal plong master, master venturi.
Rasional: mempertahankan PaO2 di
atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam
toleransi pernapasan.
Dx 3 :
Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis,
malnutrisi.
Tujuan: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
-
Waktu perbaikan infeksi/kesembuhan cepat
-
Penularan penyakit ke orang lain tidak ada
Intervensi:
-
Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal
terapi
Rasional: selama awal periode ini,
potensial untuk fatal dapat terjadi.
-
Tunjukkan teknik mencuci tangan yang baik
Rasional: efektif berarti menurun
penyebaran/perubahan infeksi.
-
Batasi pengunjung sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan penularan
terhadap patogen infeksi lain
-
Potong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas
sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat.
Rasional: memudahkan proses
penyembuhan dan meningkatkan tekanan alamiah
-
Kolaborasi untuk pemberian antibiotic.
Berikan antimikrobial sesuai
indikasi dengan hasil kultur sputum/darah misal penicillin, eritromisin,
tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin.
Rasional: Obat digunakan untuk
membunuh kebanyakan microbial pulmonia.
Dx 4 :Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
ditandai dengan:
-
Dispnea
-
Takikardia
-
Sianosis
Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi
Kriteria hasil :
-
Nafas normal
-
Sianosis tidak terjadi
-
Irama jantung normal
Intervensi
-
Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas
Rasional: merupakan
kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan.
-
Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama
fase akut sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan stress dan
rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
-
Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat
atau tidur.
Rasional: pasien mungkin nyaman
dengan kepala tinggi, tidur di kursi.
-
Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
Rasional:
meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Dx 5 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi
parenkim varul, batuk menetap ditandai dengan:
-
Nyeri dada
-
Sakit kepala
-
Gelisah
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Nyeri dada teratasi
2) Sakit kepala terkontrol
3) Tampak tenang
Intervensi:
-
Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan
ditusuk.
Rasional:
nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat
timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
-
Pantau tanda vital
Rasional:
Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alas an lain
tanda perubahan tanda vital telah terlihat.
-
Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan
posisi, musik tenang/berbincangan.
Rasional:
tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan
ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik.
-
Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada
selama episode batuk.
Rasional:
alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat keefektifan
upaya batuk.
-
Kolaborasi : Berikan analgesik dan antitusik sesuai
indikasi
Rasional:
obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa
berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.
Dx 6 :
Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses inflamasi
Tujuan: Nutrisi tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :
-
Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
-
Pasien mempertahankan meningkat BB
Intervensi :
-
Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah,
misalnya: sputum, banyak nyeri.
Rasional: pilihan intervensi
tergantung pada penyebab masalah
-
Jadwalkan atau pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum
makan.
Rasional: menurun efek manual yang
berhubungan dengan penyakit ini
-
Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan
kering (roti panggang)
makanan yang menarik oleh pasien.
Rasional:
tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk
kembali.
-
Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.
Rasional:
adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi,
rendahnya tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap terapi.
Dx 7 : Resiko tinggi terhadap
kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan,
demam, berkeringat banyak, nafas mulut, penurunan masukan oral.
Tujuan : Kekurangan volume cairan
tidak terjadi
Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan keseimbangan
cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat misalnya membran
mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil.
Intervensi :
-
Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu
demam memanjang, takikardia.
Rasional: peningkatan
suhu/memanjangnya demam meningkat laju metabolik dan kehilangan cairan untuk
evaporasi.
-
Kaji turgor kulit, kelembapan membran mukosa (bibir,
lidah)
Rasional:
indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut
mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan.
-
Catat laporan mual/muntah
Rasional: adanya gejala ini
menurunkan masukan oral
-
Pantau masukan dan keluaran catat warna, karakter
urine. Hitung keseimbangan cairan. Ukur berat badan sesuai indikasi.
Rasional:
memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan keseluruhan
penggantian.Tekankan cairan sedikit 2400 mL/hari atau sesuai kondisi individual.
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar
cairan menurunkan resiko dehidrasi.
-
Kolaborasi : Beri obat indikasi misalnya antipiretik,
antimitik.
Rasional: berguna menurunkan
kehilangan cairan
-
Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan
Rasional:
pada adanya penurunan masukan banyak kehilangan penggunaan dapat
memperbaiki/mencegah kekurangan
7.4 Evaluasi
Bersihan jalan nafas efektif
ditandai dengan :
1. Batuk
teratasi
2. Nafas
normal
3. Bunyi
nafas bersih
4. Tidak
terjadi sianosis
Tidak terjadi gangguan pertukaran
gas ditandai dengan :
1. Tidak
nampak sianosis
2. Nafas
normal
3. Tidak
terjadi sesak
4. Tidak
terjadi hipoksia
5. Klien
tampak tenang
Tidak ada resiko terhadap infeksi
ditandai dengan :
1. Waktu
perbaikan infeksi/kesembuhan cepat
2. Penularan
penyakit ke orang lain tidak ada
Toleran terhadap aktivitas sehari-hari ditandai dengan :
1. Nafas
normal
2. Sianosis
tidak terjadi
3. Irama
jantung normal
Nyeri (akut) teratasi ditandai
dengan :
1. Nyeri
dada teratasi
2. Sakit
kepala terkontrol
3. Tampak
tenang
Nutrisi adekuat ditandai dengan :
1. Pasien
menunjukkan peningkatan nafsu makan.
2. Pasien
mempertahankan meningkat BB.
Tidak ada tanda kurang volume cairan
ditandai dengan : pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan
parameter individual yang tepat misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit
baik, tanda vital stabil.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak
dibedakan menjadi:
1) Pneumonia lobaris
2) Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3) Bronkopneumonia.
Pneumonia adalah salah satu penyakit
yang menyerang saluran nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di
praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian
terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita
hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang
dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan
angka kematian anak.
3.2
Saran
Penyakit
pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya tahan tubuh
seseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang
menyerang saluran pernapasan.
Dalam
keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan
ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di
dalam paru merupakan ketidak seimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.
Oleh karena
itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan memperhatikan nutrisi
dan kesehatan tubuh, terutama untuk ibu ibu agar lebih memperhatikan kesehatan
anak karena anak lebih rentan beresiko terkena penyakit yang di sebabkan daya
tahan tubuh mereka yang masih lemah. Pemberian ASI sangat di butuhkan oleh bayi
dengan tujuan untuk membentuk imun si bayi tersebut agar terbentuk lebih kuat
dalam menghadapi resiko terkena penayakit.
Daftar Pustaka
1. Doenges,
Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta.
2. Bare
Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
Smile:)